Minggu, 06 Agustus 2017

Banda, The Dark Forgotten Trail

Semalam nonton film dokumenter "Banda, The Dark Forgotten Trail".

Banda Neira itu indah. Dulu tempat pembuangan para tokoh kemerdekaan tanah air: Bung Hatta, Bung Syahrir, dr. Tjiptomangunkusumo dan Pak Iwa tokoh Perhimpunan Indonesia.

Dulu Banda Neira menjadi rebutan orang-orang Eropa: Portugis, Inggris, Belanda karena rempah-rempah. Kekayaan datang bersama cobaan besar. Ada perdagangan, ada peperangan karena ada pihak yang mau memaksakan kehendak dengan monopoli.

Banda, pulau dengan banyak benteng dan bangunan bersejarah.

Saat ini pala bisa dibudidayakan di tempat lain. Tempat yang lebih mudah transportasinya. Walau pala Banda kualitas tetap nomor 1.

Btw, Young Living Essence Oil memakai pala dan nilam Indonesia untuk essential oilnya.

Penghuni Banda pernah dihuni oleh sekitar 15 ribu orang. Dibantai 14 ribu orang, sisa seribu orang. Penghuni Banda saat ini adalah penghuni generasi kedua, keturunan pekerja perkebunan pala. Penduduk asli tinggal sedikit dan sudah berasimilasi dengan pendatang.

Harta karun ada harganya. Saat Banda dipenuhi pala, yang saat itu dinilai setara emas, terjadi pembantaian dan peperangan demi memperebutkan "emas".

Zaman berubah. Nilai "emas" pun berubah. Ketika pala sudah tidak dianggap sebagai "emas", pulau Banda menjadi tenang, tanpa konflik berarti.

Mari belajar dari sejarah...
Emas tidak dibawa mati...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar