Rabu, 30 September 2015

Biaya Hidup Tinggi


Iri deh lihat foto-foto Ibu Rani Rachmani Moediarta di FB. Selain foto-foto yang indah di kediaman beliau di Bali, beliau posting tentang kegiatan beliau di rumahnya di Zandvoort Holland.

Kota kecil dekat Amsterdam ini tidak memiliki mall. Ada kali, hutan, dan taman untuk warga Zandvoort. Bu Rani naik sepeda untuk transportasi di sana. Warganya bisa rekreasi di taman, dekat sungai, keliling kota jalan kaki atau naik sepeda. Bisa ngopi-ngopi cantik di cafe.

Senangnya jika Bekasi punya taman, perpustakaan, tepi kali yang bersih. Warga Bekasi bisa rekreasi yang murah meriah. Tidak perlu rekreasi di mall.

Iri banget dengan penduduk DKI yang mendapatkan berkah seorang Gubernur Ahok. Warga Jakarta bisa jalan kaki sepanjang Sudirman Thamrin karena nyaman. Kota Jakarta punya taman-taman, museum-museum, perpustakaan. Sekarang ada waduk Ria Rio yang bisa untuk rekreasi warga sekitar.

Warga DKI beruntung pernah mempunyai Gubernur Ali Sadikin yang suka budaya. Dapat berkah dengan mendapatkan Gubernur Ahok.

Kasihan sekali warga Bekasi ya. Hiburannya ke mall. Padahal liburan ke mall adalah liburan biaya tinggi. Makan saja minimal IDR 50k seorang. Belum minuman dan snack. Belum nonton. Belum belanja-belanja. Walau tak niat belanja, kalau sering lihat-lihat jadinya kepingin. Bagaimana bila orang bergaji sedikit. Apakah ini awal "cewek matre" dan masyarakat matre ya.

Mengapa angka korupsi tinggi, mengapa masyarakat ini matre sekali ? Banyak wanita cantik yang mau jadi simpanan karena alasan materi.

Gubernur Ahok sudah memikirkan bagaimana agar biaya "produksi" tidak tinggi. Beliau mengusahakan transportasi umum yang layak dan murah. Jalan-jalan nyaman untuk pejalan kaki. Ada taman-taman kecil selain taman-taman besar untuk tempat rekreasi warga.

Manusia butuh apa sih. Makan cukup, ada pakaian, ada tempat tinggal, jaminan kesehatan dan pendidikan, bisa berkarya dan menjalani hobi. Hal ini mudah dipenuhi bila kita

hidup sederhana dan kota tempat kita tinggal menunjang.

Terberkatilah Gubernur Ahok. Semoga diikuti oleh Gubernur lain.

Bila kita "cukup" dan nafsu matre tidak besar, angka kriminalitas bakal menurun. Banyak kriminalitas terjadi karena terpaksa, karena ekonomi biaya tinggi.

Semoga dicukupkan kebutuhan kita. Amiin...




Dunia Adalah Penjara Bagi Orang Beriman


Dunia adalah penjara utk orang beriman. Pernah baca hadist itu kah ?

Dunia ini, pada dimensi ini, indaaah skali. Sering membuat kita lupa bahwa dunia ini hijab, maya, lila, permainan...

Nontonlah National Geographic, follow instagram para petualang. Luar biasa indahnya bumi ini. Subhanallah.

Buka Youtube Deva Premal Miten Mannose. Dengarkan lagu Gayatri dan Triyambakam. Seakan-akan malaikat turun ke bumi untuk menyanyi.

Dengar Cak Nun sholawatan, dengar musik Kitaro, dengar suara teduh Gus Mus... Rasanya dunia ini surga...

Begitu banyak buku yang indah. Terlalu banyak sehingga saya gagap bila menjawab, apa buku favorit saya. Begitu indahnya rasa tenggelam dalam dunia buku sehingga lupa dunia sekitar. Terberkatilah para penulis...

Film jugaaaa. Begitu banyak yang menyentuh. Misalnya film Gravity. Sampai merinding saat scene nya Sandra Bullock berada di luar angkasa. Tiba2 hening. Air mata bercucuran karena indahnya rasa hening. Begitu megahnya alam raya. Begitu hening...

Orang saling jatuh cinta. Senang lihatnya. Begitu mabuk sehingga lupa bahwa hubungan apapun hanya sementara. This too shall pass.

Senangnya melihat anak kecil tertawa. Tawa penghuni surga. Begitu sayangnya pada anak sehingga sering lupa bahwa pertemuan dengan siapa pun hanya sementara. This too shall pass.

Dunia ini penjara bagi orang beriman karena begitu memikatnya dunia ini sehingga sering membuat kita lalai untuk ilaihi raji'un. Lalai untuk bersiap kembali kepada Nya, Sang Maha Cinta...

TerimaKasih... Namaste

Sabtu, 26 September 2015

Inside Out The Movie: Perlunya Emotional Culturing


Gila!!! Keren!!! Bisa aja "Inside Out" ini menceritakan kerja otak dan emosi dalam bentuk kartun 3 dimensi yang memikat.

Ada memori-memori yang, karena tak dipergunakan, akan dibuang ke tempat pembuangan, yang terlupakan.

Efisien sekali kerja otak kita. Bila tidak dipakai, singkirkan!!!

Penemuan neuroscience bisa diceritakan begitu memikat walau tetap "berat" sih. Peristiwa2 dlm hidup bisa masuk dalam ingatan terutama pusat ingatan bila ada emosi. Pusat ingatan ini membentuk kepribadian seseorang. Ada pulau keluarga, pulau teman, pulau bermain, pulau hobi, pulau kejujuran dst.

Ada seorang teman yang tidak ingat pengalaman saat Kuliah Kerja Nyata di kampung dulu. Beda "pelupa" dengan "tidak ingat". Pelupa bisa jadi karena sel-sel otak banyak yang rusak. Sementara tidak ingat berarti peristiwa itu berlalu tanpa ada emosi terlibat. Otak hanya mengingat peristiwa yang terkait dengan emosi yaitu joy, sadness, anger, disgust dan fear.

Ada peristiwa dengan emosi yang sangat intens tapi sepertinya terlupakan. Pada film "Inside Out", Riley sangat takut pada badut. Riley sepertinya tidak ingat karena peristiwa itu terkunci pada gudang bawah sadar.

Obat-obat yang diberikan oleh Psikiater akan menyimpan "peristiwa yang tidak ingin diingat" pada gudang bawah sadar. Apa yang tersimpan bisa keluar bila terpicu.

Seorang yang mengalami perkosaan atau peristiwa traumatik biasanya tidak akan ingat peristiwa tersebut kecuali bila terpicu. Itulah hebatnya kerja otak. Melindungi manusia dari kesakitan. Subhanallah.

Bila manusia menderita sakit yang tidak dapat ditanggung, tubuh akan pingsan atau mengalami koma.

Bila manusia tidak dapat menanggung beban pikiran, dia akan mengalami hilang ingatan atau gila.

Hebatnya kerja semesta sebagai bayangan Sang Ilahi !!!

Sampah peristiwa traumatik yang disimpan dalam gudang bawah sadar akan membuat manusia menderita, akan tergantung pada obat anti depresi yang membuat manusia tidur melulu, tidak produktif dan susah untuk bahagia.

Untuk membersihkan pikiran dan emosi, mari kita mengikuti program "Self Empowerment & Wellbeing" di Anand Ashram . Banyak penderita trauma dan adiksi bisa sembuh dan bangkit setelah mengikuti program dan rajin berlatih.

Film "Inside Out" ini perlu ditonton dan menjadi rujukan kita dalam memahami kerja pikiran dan kaitannya dengan emosi.

TerimaKasih. Namaste ๐Ÿ˜Š

Jumat, 25 September 2015

Update Gosip



Kemarin saya silaturahmi ke rumah saudara setelah sekian lama tidak bertemu. Ternyata sambil update gosip. Jadi tahu berita "kemalangan" saudara lain.

Berita yang baik itu bukan berita. Berita adalah cerita "kemalangan" orang lain misalnya ditinggal kabur suami dan lain-lain.

Walau apakah itu "malang" dan "untung" ? Tergantung perspektif. Kita sering tidak tahu mana malang mana untung. Karena ada blessing in disguise.

Ada cerita orang-tua2 yang membebani anak di masa tua. Bukan perkara merawat aja tetapi anak kerepotan mengatasi stress orang tua.

Berat juga anak yang harus melayani orang tuanya yang stress. Dia harus mengurus anak juga harus mengurus orang tua yang stress.

Ada saudara yang ditinggal kabur suami. Ada saudara yang suaminya kembali ke pelukan dia. Ada saudara yang anaknya pengangguran padahal sudah berkeluarga. Ada saudara yang jadi babysitter cucu. Ada saudara yang pada usia tua harus berbagi uang pensiun dengan anak-anaknya yang sudah punya cucu. Life !!!

Ada saudara yang penghasilan suaminya besar untuk ukuran rata-rata. Saudara ini sudah selesai menyekolahkan dan mengawinkan anak-anaknya. Harusnya kan bisa ongkang-ongkang kaki. Ternyata beliau saat ini meminta bantuan finansial dari ibunya yang sepuh. Ibunya ini pensiunan PNS, jadi mendapatkan pensiun tiap bulan.

Penghasilan besar berpuluh tahun itu kemana ya? Setahu saya, saudara ini masuk ke dalam kategori sangat hemat.

Walau sudah menyekolahkan anak-anak, tidak ada jaminan anak-anak akan menanggung hidup di masa tua. Saudara saya ini contohnya.

Yang saya tidak habis pikir, saudara ini kan jadi babysitter cucunya. Sepatutnya biaya hidup ditanggung anaknya dong. Kok saudara ini bisa minta bantuan ibunya, walau kasih seorang ibu sepanjang jalan. Saudara ini kan bisa masak. Mengapa tidak jualan makanan ? *karena harus jaga cucu. Wah, jadi puyeng mikirinnya.

Ada saudara yang tampak sholihah, pakai jilbab syar'i, postingannya di FB berkisar tentang doa dan dakwah. Ternyata saudara ini tidak tahan juga berdekatan dengan orang tuanya yang sepuh dan stress. Dia langsung angkat kaki jauh-jauh bersama suami dan anak-anaknya. Orang tua yang stress biar dirawat Suster.

Kok banyak cerita anak-anak yang tertekan karena harus mengurus orang tua yang stress ya. Ada saja orang tua yang keinginannya "harus" terpenuhi. Keinginannya yang harus terpenuhi ini membuat beliau stress dan anak-anaknya stress. Surga anak ada di telapak kaki Ibu. Neraka juga...

Demikian update gosip. Sekali bertemu dengan saudara, banyak sekali update berita yang masuk.

Hidup adalah penderitaan karena keterikatan kita, kata Buddha. Jadi mari melepaskan keterikatan kita sehingga kita bisa bahagia. Amiin.

TerimaKasih. Namaste ๐Ÿ˜Š

             

Selasa, 15 September 2015

9 dari Nadira


Satu dari manfaat membaca adalah kita bisa menghayati beragam pengalaman hidup seseorang tanpa menjalaninya. Tidak cukup umur rek.

Membaca "9 dari Nadira", saya bisa "merasakan" bagaimana rasanya jadi wartawan majalah Tempo eh Tera. Bagaimana rasanya mendapatkan beasiswa di College di Kanada. Bagaimana kehidupan wanita terpelajar di masa Bung Karno, wanita putri pengusaha yang belajar sastra di Belanda.

Menghayati beragam kehidupan.

Jika ingin travelling tanpa biaya besar kita bisa membaca buku Agustinus Wibowo sambil berimajinasi. Jika ingin menyelami kehidupan mari tenggelam dalam karya-karya sastra.

Sastra memang memikat karena mengupas kehidupan apa adanya. Betapa kehidupan sangat berwarna, tidak hitam putih. Dan betapa membosankan karya yang "berdakwah". Baru membaca saja sudah mengerti arah dan akhirnya.

Mengapa seorang wanita yang tampak bahagia dengan berkecukupan, dengan suami dan anak-anak yang baik bisa mengakhiri hidupnya begitu saja. Hidup ini penuh persoalan, otak manusia bisa sangat liar tanpa batas, gejolak emosi bisa turun naik seperti rollcoaster.

Buku "9 dari Nadira" ini buku yang patut dibaca. Kita bisa menghayati perjalanan / pengalaman hidup Leila eh Nadira.

Memang banyak buku sastra memikat berasal dari pengalaman hidup penulis seperti novel Amy Tan, NH Dini, A. Fuadi, Rani Rachmani Moediarta, Fira Basuki. Ada juga novel yang berasal dari pengalaman sebagai wartawan majalah wanita yang sering berinteraksi dengan banyak wanita dan kehidupannya.

Ada pepatah Cina yang artinya, setiap rumah tangga mempunyai buku yang sulit dibaca. Hehehe, saya kutip dari buku "Titik Nol" Agustinus Wibowo. Dan, menurut saya, rata-rata manusia juga seperti itu, mempunyai buku yang sulit dibaca. Untuk itu perlu belajar "membaca".

Buku ini sayang bila dilewatkan. Thank you for writing Leila.
Namaste ๐Ÿ˜Š

Nasib Sial

   *foto dari FB: Rani Rachmani Moediarta

Kata seorang teman," Aku ini wanita pembawa sial. Usaha suamiku gagal, suami sakit berat."

Ada istri yang katanya bawa hoki. Ada anak bawa hoki. Ada yang bawa sial. Konon.

Ada seorang public figure yang tampaknya hoki. Kuliahnya bagus, pekerjaan bagus, mesra dengan pasangan. Setelah mengenal beliau lebih dalam melalui teman dekatnya, ternyata cerita dia agak kelam sedikit. Suaminya memang sayang sekali padanya, namun kemarin mereka hampir bercerai. Ternyata si suami punya harapan yang tidak bisa diwujudkan oleh si istri.

Bila kita melihat seorang Amy Tan, pastilah dia termasuk orang sukses. Penulis terkenal dengan income besar, tinggal di San Fransisco dengan suami tercinta dalam pernikahan yang awet, senang travelling berdua dengan suami. Kurang apa coba ?

Namun novel otobiografi Amy, "The Opposite of Fate", bercerita tentang pahit manis, suka duka kehidupan yang dijalani Amy.

Saya suka dengan novel-novel karya NH. Dini. Terimakasih telah menulis, Ibu Dini. Tampaknya hidup sebagai istri diplomat sangat menyenangkan. Tinggal di Paris, di desa pedalaman Prancis, dan kota-kota di manca negara tampak menyenangkan. Ternyata tidak juga. Ada faktor yang menyusahkan, misalnya suami pelit, kasar, tidak perhatian dan perhitungan.

Apa yang tampak megah di luar belum tentu indah di dalamnya.

Seorang teman cerita, beliau pernah tinggal di apartemen dengan pemandangan sangat indah. Namun jendela apartemen sering ditutup karena dia menderita depresi berkepanjangan. Padahal apa sii yang menyusahkan ? Suami ada, anak-anak cantik dan sehat, keuangan dan kesehatan bagus. Apalagi si yang dicari, kok depresi segala. Nah, manusia memang makhluk yang kompleks. Tidak bisa dilihat hitam putih saja. Banyak warna lain hihihi.

Urip iku sawang sinawang. Begitu salah satu pepatah Jawa. Rumput tetangga tampak lebih hijau. Padahal mana kita tahu masalahnya. Suka duka silih berganti. Tidak mungkin seseorang itu hidup senang terus. Ada saatnya duka menyapa. Demikian sebaliknya.

Semoga kita menjadi orang-orang yang selalu bersyukur.
Terimakasih. Namaste ๐Ÿ˜†