Sabtu, 28 Maret 2015

Memasak dan Trauma


Dua tahun lalu saya retreat di One Earth Retreat Centre untuk mengikuti program Kundalini Yoga sekaligus program Cooking Meditation.

Fasilitator, Ibu Norma Harsono, mengajarkan tip dan trik memasak vegetarian yang nikmat dan sehat. Bagaimana cara memasak yang efektif dan efisien. Ternyata perlu tahu teknik memasak agar piawai memasak.

Sepertinya tidak sulit. Selama ini saya malaaas sekali memasak. Masak adalah kegiatan yang sangat tidak menyenangkan untuk saya. Mungkin karena Ibu saya sangat tidak suka memasak. Di dapur ada saudara saya yang pandai memasak tapi suka marah-marah di dapur. Dia suka marah karena kami yang di dapur tidak pandai dan cekatan. Jadinya malas banget masuk dapur.

Saya kagum melihat seorang teman yang piawai memasak. Sita, seorang wanita karir, bisa memasak dengan happy dan cekatan. Sita di masa kecil sering bersama neneknya yang suka memasak. Mungkin kehangatan di dapur nenek yang piawai memasak menular pada Sita.

Sebagai anak wanita Eropa yang bekerja, Sita kecil diasuh Nenek yang suka memasak. Jadi Sita suka dan pandai memasak. Ceritanya mirip dengan Sophia Latjuba. Tumbuh di dapur Nenek. 

Saya pernah membaca tentang Indra Lesmana, suami pertama Sophia, yang bercerita bahwa Sophia pandai memasak. Saya juga pernah melihat Sophia memasak pada satu acara di TV.

Saya tumbuh dengan seorang Ibu yang malas memasak dan emosi yang tidak "cultured". Saya pernah disuruh Ibu saya untuk membuat kue bawang yang saya tidak tahu bentuknya seperti apa, dan tidak pernah melihat bagaimana kue bawang itu dimasak. Saya diberi bahan-bahan oleh Ibu untuk memasak kue bawang. Saya, Nina kecil, membuat kue bawang sebisa saya. Hasilnya, saya diteriaki Ibu saya karena hasilnya tidak seperti yang beliau bayangkan.

Ibu yang emosi tidak stabil menghasilkan anak yang kacau. Butuh waktu untuk saya dalam menyembuhkan diri saya. Tidak mudah. Karena saya menjadi seperti Ibu saya, yang beberapa sikapnya tidak saya suka.

Ibu saya sangat mencintai saya. Beliau memberikan apa pun yang beliau bisa berikan untuk saya. Namun pikiran dan emosi liar beliau membuat keluarga kami menderita.

Seorang kerabat juga sangat tidak suka memasak. Ternyata dapur bukan tempat yang menyenangkan untuk dia. Dapur mengingatkan dia pada Ibunya yang sering menangis di dapur karena di bully oleh orang sekitar.

Life is about healing and working. Kita harus bekerja keras untuk hidup bermakna dan berusaha keras menyembuhkan diri sendiri.

Itulah mengapa kita perlu rajin meditasi dan yoga. Untuk trauma bisa menghubungi AyurHypnotherapist untuk terapi. Hanya perlu beberapa kalo terapi, selanjutnya bisa latihan sendiri di rumah.

Demikian. TerimaKasih... Namaste

Senin, 23 Maret 2015

Happiness


Kebahagiaan adalah bertemu dengan seorang Guru sejati. Alhamdulillah.

Senin pukul 19.00 wib tadi malam terasa sekali sebagai malam penuh berkah.

Guru memandu meditasi untuk memasuki kehenangan diri. Meditasi malam ini sangat spesial karena membebaskan diri dari masalah yang membebani pikiran dan emosi.

Perasaan bersalah sangat membebani. Kesalahan- kesalahan yang dilakukan terhadap orang tua apalagi, walaupun kita lakukan karena ignorance. Dan yang paling besar adalah kesalahan yang dilakukan terhadap diri sendiri seperti membiarkan diri dizalimi pasangan bertahun-tahun.

Kadang kita terbebani oleh "bukan kesalahan" kita. Misalnya suami bergaul dengan kalangan penipu, sering yang disalahkan keluarga adalah sang istri. Padahal setiap orang bertanggung-jawab atas kehidupannya sendiri.

Ada seorang pria yang nyaman sekali bergaul dengan kalangan pria mokondo penipu. Ternyata dia sangat nyaman bergaul dengan kelompok pria mokondo karena dia disanjung-sanjung sebagai orang yang sangat penting dan bakal orang kaya raya  yang dihormati banyak orang.

Pria itu bisa memberikan semua hartanya, bisa ngutang kesana kemari demi pujian. Memang dia digendam. Namun seseorang bisa digendam bila dia punya kekurangan yang bisa dijadikan jangkar oleh penggendam.

Istri pria itu selalu memberikan peringatan pada suaminya, namun suaminya tidak memperdulikannya.

Pria itu terpuruk karena ignorance nya sendiri. Kesalahan istri adalah DIA WANITA TAK BERDAYA, YANG MEMBERIKAN REMOTE CONTROL KEBAHAGIAAN HIDUPNYA PADA SUAMI.

"Aku bertanggung-jawab penuh atas hidupku ini" merupakan afirmasi chakra pertama Kundalini Yoga.

Teknik membebaskan diri dari permasalahan yang membelenggu diri ini sungguh sangat cespleng.

Setelah meditasi bersama, Guru memberikan speech tentang kehidupan yang sangat menarik. Berasa ketampar-tampar deh. Berasa speech itu untukku *gede rasa.

Beliau mengingatkan bahwa arti kata kota saya tercinta, Gorontalo, berasal dari kata Guruntala yang berarti kolam para guru.

Saya lahir di kota dengan peradaban tinggi, yang lupa akan ketinggian budayanya.

Sampai tahun 80an, orang Gorontalo mengadakan selamatan dengan beras berwarna-warni. Setiap selesai selamatan, setiap orang akan dipakaikan bindi di mata ketiga. Riasan pengantin wanita Gorontalo seperti riasan pengantin India, dengan titik-titik putih di sekitar dahi. Pengantin pria akan menyentuh bindi pengantin wanita saat selesai ijab kabul. 

Baru sadar saya bahwa budaya orang Gorontalo seperti budaya para Sufi di Sindh (Pakistan).

Orang-orang tua menyambut kematian seperti bersiap menuju pesta besar. Budaya yang sangat indah. Hingga kaum Wahabi datang. Tradisi-tradisi yang indah hilang. Setiap acara peringatan seperti peringatan meninggalnya keluarga saat ini akan diisi oleh ceramah-ceramah saja. Jika penceramahnya oke, bolehlah. Jika tidak, maka begitulah...

Selanjutnya Guru mengingatkan bahwa para meditator / yogi adalah seorang pekerja keras yang bekerja dengan efektif.

Berarti saya belum menjadi seorang meditator atau seorang yogi. Saya pikir saya seorang meditator atau seorang yogi. Padahal latihan sangat jarang. Saya juga belum hidup secara meditatif atau secara yoga. Jauh panggang dari api...

Seorang meditator bukanlah seorang peminta-minta, untuk ongkos transport minta-minta. Seorang yogi adalah seorang pekerja keras yang melayani masyarakat bukan seorang parasit. Jadi maluuu.

Demikian sekilas pertemuan dengan Guru sejati yang berlangsung sangat meriah. Dada rasanya hangat dengan perasaan bahagia. Alhamdulillah. TerimaKasih atas kesempatan berharga ini.

TerimaKasih... Namaste...



Jumat, 20 Maret 2015

Senang dan Piawai Memasak




Senang melihat orang yang hobi memasak seperti Rahung dan Astrid Enricka. Tampaknya menikmati sekali. Sudah menikmati, mendapatkan penghasilan dari hobi pula.

Coba saya senang memasak ya. Selama ini kemampuan saya memasak masuk ke dalam kategori "survive". Masak nasi, mie instant, tumis-tumis dasar, sup, goreng menggoreng dan membuat sambal sederhana.

Saya sangat tidak suka dengan kelemahan almarhumah ibu tersayang: sangat pemalas, menunda-nunda memasak, tidak piawai memasak dan emosi yang bergejolak.
Ternyata saya menjadi seperti beliau. 

Dan sulit sekali mengubah sifat seseorang walaupun bisa.
Butuh energi luar biasa untuk mengubah diri sendiri. Menurut orang bijak, kita perlu melakukan satu pekerjaan berturut-turut selama 21 hari agar pekerjaan itu masuk ke dalam subsconcious kita. 
Misalkan kita malas bangun pagi. Coba selama 21 hari berturut-turut kita bangun pagi. Kita akan otomatis bangun pagi karena sudah merupakan program dari dalam diri...
Mantranya adalah: Just do it!!!

Saya menulis dalam rangka mengajar diri saya sendiri. Banyak program buruk yang sulit saya hilangkan seperti sifat pemalas, menunda memasak, emosi dan pikiran yang bergejolak.
Misalnya, sudah berbulan-bulan bahan puding tergeletak di kulkas karena saya menunda-nunda memasak. Tadi saya mengambil keputusan cepat "Just do it". Dan voila... puding jadi !!!

Itulah mengapa meditasi atau tafakur perlu menjadi bagian dari hidup kita. Karena kita perlu menyadari "penyakit" kita dan berusaha untuk mengubahnya.

Tadi saya ngikik membaca twit ini: 
RT @FunJunkies: males baca WA dari satu orang karena isinya yang konsisten : minta tolong melulu. bhay!

Hahahaha... Semoga kita semua menjadi orang-orang yang berdaya. Berdaya untuk keluar dari zona "minta tolong melulu", "minjam duit melulu", apalagi "nipu melulu" atau "kalo ngutang tidak mau bayar".

Astagfirullah. Memang sulit untuk keluar dari lingkaran setan ketidak-berdayaan. Perlu meditasi, dan bila sangat perlu bisa ke Ayurhypnotherapist.

Semoga semua makhluk berbahagia.
TerimaKasih... Namaste 💗

Senin, 16 Maret 2015

Trauma dan Dendam


Seorang ibu berusia 57 tahun tidak mau berhubungan lagi dengan saudara kandung satu-satunya...

Kebencian dia pada adiknya mau dibawa sampai liang lahat.

Bermula dari orang tua yg suka meledak-ledak dan suka memukul. Ayah pemarah, ibu pemarah, suka ngomel dan tidak berdaya...

Si Ibu X ini menganggap bahwa adiknya itu lebih dimanja orangtuanya daripada dia. Dimanja dalam arti "kurang dipukul"...

Padahal sering dipukul atau jarang dipukul tetap akan berbekas pada diri anak. Dia akan sakit hati, merasa tak berharga dan tak berdaya...

Ibu X ini benci pada perlakuan orang tuanya yang kasar. Dia tak sadar bahwa perilakunya persis seperti orangtuanya. Sepertinya dia lebih sadis.  

Padahal si Ibu X ini taat beragama loh. Taat beragama tidak cukup. Bahkan manusia bisa manipulatif mencari dalil-dalil agama untuk membenarkan kesalahan dirinya..

Begitulah... Dalam hidup ini ada hitam dan putih. Ada perilaku tepat dan ada perilaku tidak tepat.

Banyak kesalahan yang kita lakukan karena ignorance, ketidak-tahuan kita. Kemudian kita mendapat azab karena perilaku salah kita. Bila tidak "aware" kita akan masuk ke dalam lingkaran azab tanpa bisa keluar.

Semesta tidak menghukum kita. Semesta hanya memberikan apa yang telah kita tabur. 

Perlu kesadaran, meditasi, tafakur untuk menyadari kehewanan dalam diri. Perlu bantuan Ayurhypnotherapy untuk melepaskan diri dari trauma, dari pola yang selama ini menjerat kita.

Biasanya manusia tukang utang, misalnya, akan mati sebagai pengutang. "Biasanya" tidak berarti selalu. Selalu terbuka kemungkinan untuk berubah selama hayat dikandung badan.

Semoga pendendam bisa memaafkan.
Semoga kita menjadi orang yang pemaaf dan penuh kasih.
Semoga semua makhluk berbahagia.
Amiin... amiin...


Sabtu, 14 Maret 2015

The Perks of Being a Mature Woman


Sering kita mendengar berita bahwa si Bapak A, B,C,D menikah lagi dengan wanita yang lebih muda.

Wanita tua jadi merasa kurang menarik...

Pria umur 50 tahun memiliki peluang besar untuk mendapatkan istri yang lebih muda. Apalagi bila pria itu punya pekerjaan dan penghasilan memadai, wajah dan penampilan lumayan, attitude bagus. Ditanggung laku keras hihihi. Pria itu bisa mendapatkan istri usia 30an 40an dan 50an ke atas bila mau.

Bagaimana dengan peluang wanita Indonesia single umur 50 tahun untuk mendapatkan suami ? Hihihi... suram. Ada peluang juga bila wanita itu sehat dan gaul. Pria bule di usia senja siap menangkap wanita Asia yang sehat, eksotis dan pandai melayani.

Kita bisa memilih cara pandang untuk berbahagia. Wanita usia matang bisa fokus mengerjakan hobby atau mendalami passion kita. Biar pria seumur kita dilayani oleh wanita-wanita yang lebih muda hihihi.

Sulit untuk bersaing dengan wanita muda. Sudah kalah di umur. So... let's enjoy life. Kita bisa belajar bidang studi yang kita minati. Ingin belajar menyanyi, menari, melukis, membatik, membuat handycraft ? Ayuuk. Mari meditasi, yoga, ikut dalam bhakti sosial yang membutuhkan banyak volunteer.

Let's enjoy life.
Hidup ini bagaikan sebuah lagu yang indah.
Alhamdulillah.
TerimaKasih... Namaste