Rabu, 22 April 2015

Up to You


Seorang teman cerita tentang proyek puluhan milyar yang sedang diincarnya...

Saras tersenyum...

Seorang teman cerita tentang baju-baju yang dijahitnya, harga bahan dan harga jahit sekian... Mahal...

Seorang teman cerita tentang liburan ke Eropa...

Saras tersenyum...

Saras sudah melewati point dimana tabungan dan duit di tangan kosong. Saras memutuskan untuk tidak meminta maupun meminjam duit. Bila tidak mendapat rezeki berarti sudah saatnya Saras meninggal dunia. Bye...

Saras sudah tidak peduli dengan hinaan-hinaan yang diterimanya...

Saras sudah tidak peduli bila harta warisan tidak sempat dicicipi namun jatuh pada kakaknya yang memalingkan muka dari dia...

Saras sudah tidak peduli pada cerita seorang teman yang sering membuatnya puyeng. Misalnya teman ini cerita hari Kamis minggu ini dia akan ke kota B. Besoknya dia cerita akan ke kota C dari hari Senin hingga hari Sabtu. Puyeng bila dihubungkan. Tidak masuk akal.

Teman yang ceritanya kacau ini bercita-cita untuk membahagiakan Saras. Namun cara dia berbicara yang tidak masuk logika membuat Saras puyeng cenat-cenut. Saras memutuskan untuk membiarkan si teman ini berbicara seenak udelnya. Silakan aja. Saras akan berlagak pilon. Cerita akan masuk telinga kanan keluar telinga kiri.

Saras tersenyum...

Terserah padaMu Bunda Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang...
Tiba-tiba Saras mendapatkan rezeki dari arah yang tidak disangka-sangka, ketika Saras sudah menyerah.

Anand bhaia meri mayi...
Sad Guru mer paia *singing
Oh Mother look, I am sooo happy.
I have met The True Guru...

Sabtu, 18 April 2015

Perfeksionis


Saya termasuk perfeksionis. Bila sudah suka pada buku satu penulis maka saya akan mengoleksi buku-buku dari pengarang tersebut.

Saya mengoleksi buku-buku karya Anand Krishna, NH. Dini, Paulo Coelho, Dee Lestari, A. Fuadi, Raditya Dika, Alberthiene Endah, Ika Natasha, Andrea Hirata, Leila S. Chudori dll. Berburu buku yang sudah menjurus ke "temptation".

Saya punya seri buku "Lima Sekawan", seri chicklit Sophie Kinsella, buku seri Olga dan Lupus, buku seri Emil dan Pippi dst.

Rasanya fardhu ain untuk punya koleksi buku dari penulis favorit. Padahal setelah dikoleksi, perasaan biasa saja. Memangnya kenapa bila tidak lengkap.

Demikian pula dengan belajar. Saya belajar harus perfeksionis. Belajar massage harus perfeksionis. Sesudah belajar massage tradisionil merasa wajib belajar massage aromatherapy, lanjut belajar massage a la Ayurveda, Shiatsu, Tuina. Sampai kapan juga tidak bakal selesai belajarnya.

Belajar perawatan wanita juga begitu. Mulai dari perawatan rambut, wajah, manicure pedicure, make up, gunting, memakai hijab. Terus terus sehingga menjadi Jack of all trade.

Saya senang koleksi batu kristal. Rasanya wajib mengkoleksi kristal mukai dari Rose Quartz hingga Rutilited.

Yang mewajibkan itu siapa? Mengapa harus sempurna? Rupanya nafsu menggebu yang mengharuskan saya untuk perfeksionis. Sifat yang sangat merugikan dan memboroskan uang waktu tenaga.

Jadi tak heran saat membaca buku "Hermes Temptation" karya Alexandra Dewi dan Fitria Yusuf. Begitu punya satu tas Hermes, pingin lagi lagi lagi.

Nafsu tak pernah puas.

Makanya nafsu (kama) itu diarahkan untuk menuju moksa (kebebasan dari keterikatan duniawi menuju Dia). Sementara harta (artha) diarahkan agar bisa menjadi dharma kita. Demikian arti simbol Swastika yang saya baca pada buku "Feng Shui Awareness" karya Anand Krishna.

Bila nafsu diarahkan ke arah harta, tidak bakal selesai dalam berkali-kali masa kehidupan.

Kadang keadaan kritis menjadi berkah. Tabungan saldo minimal, duit di dompet sangat tipis membuat kita tidak bisa memanjakan sifat perfeksionis kita.

Saya ingin mencoba eyeliner yang baru direkomendasikan teman. Padahal saya sudah punya 2 eyeliner cair, beberapa eyeliner pensil. Saya tidak bisa memenuhi nafsu saya karena kondisi keuangan yang layak masuk UGD.

Alhamdulillah. Kadang kepahitan hidup membawa keberkahan. Amiin... Semoga...

TerimaKasih... Namaste

Rabu, 15 April 2015

Nyonya Jetset


Membaca novel berdasarkan kisah nyata yang ditulis oleh mantan wartawan majalah "Femina", Alberthiene Endah membuatku sangat bersyukur.

Itulah kekuatan sebuah buku. Kita bisa menyelami kehidupan orang lain tanpa harus mengalami sendiri atau harus bergaul dengan orang tersebut.

Kehidupan kaum sosialita tak terbayangkan oleh saya. Bila berjalan di koridor Grand Indonesia, Plaza Senayan, Pondok Indah Mall, kadang saya bertanya dalam hati, wanita mana gerangan yang bisa membeli baju, tas, sepatu, perhiasan yang harganya melebihi biaya hidup saya berbulan-bulan.

Memang ada orang atau keluarga yang diberi kesempatan untuk kaya raya ya, seperti keluarga Krisantono dalam cerita novel ini. Jadi pengusaha batu bara memang bergelimang duit boo... bergelimang masalah juga. .

Bagaimana rasanya jadi Nyonya Jetset ya... Beli baju bagus tidak perlu mikir. Beli sepatu dan tas branded ayo. Beli perawatan wajah Kiehl tinggal gesek. Mau ke spa terbaik, perawatan wajah, rambut tinggal gesek kartu. Beli seperangkat make up Mac tidak perlu menabung. Senangnya...

Ternyata tidak senang juga bila kita tidak bebas. Bagai burung di sangkar emas. Tidak happy, tidak ceria...

Walau duit di tabungan minim, bila kita bebas, alangkah bahagianya. Tinggal kerja keras dan mohon rezeki dan berkah dari Sang Maha Pemurah.

Apalagi bila suami narkoba dan tukang pukul seperti Edwan Krisantono. Itulah hidup di neraka...

Hidup bebas adalah surga. Kerja keras penuh semangat agar bisa kontribusi adalah sikap sehari-hari para penghuni surga.

Memang seberapa banyak makanan enak yang bisa masuk perut kita ? Seberapa baju tas sepatu yang bisa kita pakai ? Walau nafsu tidak terbatas. Barang yang kita beli bisa menumpuk sia-sia. Uang banyak hanya tersimpan di bank tanpa bisa dinikmati sepenuhnya. Seberapa banyak kita bisa menggenggam dunia ? Hanya pada Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang tempat kita kembali, membawa cinta dan rindu...

Semoga semua makhluk berbahagia.
TerimaKasih... Namaste

Nyonya Baru

                          foto by @aMrazing

Lega rasanya... Akad nikah telah selesai. Tugas sebagai istri dan ibu baru sudah menanti... Ehm, ranjang akan panas sepertinya dengan cinta membara. Hahaaay...

Tidak bisa bebas seperti dulu ya. Saat single memang keuangan pas-pasan. Sekarang ada suami yang memberi nafkah. Namun tanggung jawab besar menanti.  

Pagi-pagi harus bangun untuk menyiapkan sarapan suami dan anak-anak. Trus mempersiapkan menu hari ini walau ada asisten. Harus mengurus rumah, pakaian, makanan, pelajaran anak-anak. Seperti tugas seorang manager. Hanya ini bayarannya di surga wkkkkk.

Terbayang nikmatnya bangun pagi trus berdoa, meditasi dan yoga. Lanjut baca buku. Baru deh sarapan sederhana lanjut kerja. 

Tiap minggu pergi meditasi dan yoga bersama. Setiap bulan menyepi selama 3 hari untuk yoga bersama. Setiap bulan bisa 2 kali atau lebih bhakti sosial, menyalurkan kasih kepada yang membutuhkan. Nikmatnya bisa melayani....

Berkeluarga atau hidup sebatang kara, bekerja keras adalah satu keharusan. Agar chi tubuh mengalir. Agar bisa menghidupi diri. Agar bisa berkontribusi. Agar tidak menjadi benalu.

Kebebasan adalah surga. Surga lebih mudah diraih oleh seorang yang sebatang kara. Life is a choice. Whatever suits you, choose it. And let us celebrate our life 😆

Semoga semua makhluk berbahagia.
TerimaKasih... Namaste 😆

Selasa, 07 April 2015

The Purpose of Ayurhypnotherapy


Saya sedang membaca ulang buku yang diberikan saat mengikuti pelatihan untuk menjadi AyurHypnotherapist. Perlu sering membaca dan latihan untuk memperbanyak jam terbang. Semoga bisa memberikan kontribusi sebagai seorang AyurHypnotherapist. Amiiin...

Hypnotherapy bisa untuk: 

* Motivasi dan memberdayakan diri.

* Stress Management

* Phobia & Traumatic

* Psychosomatic 
  
* Anesthesia

* Hypnotherapy for Children

* Addiction

* Past Life Regression

* Ericksonian

* etc

TerimaKasih... Namaste 

Seandainya...


Seandainya saya lebih sabar...
Seandainya saya penuh cinta...
Seandainya saya pemaaf....
Seandainya saya lebih tenang...
Seandainya saya berpikiran jernih....
Seandainya saya lebih sadar...
Seandainya saya paham ilmu tentang kehidupan...
Seandainya saya tidak membuang-buang waktu dengan orang-orang yang tidak sadar (malas membaca buku tentang kehidupan)...
Seandainya saya rajin dan penuh semangat dalam memberikan kontribusi..
Seandainya saya banyak memeluk dan mencium papa mama...
Seandainya saya lebih banyak bergaul dengan orang yang lift me up...

Penyesalan tidak berguna...
Apa boleh buat...
Semoga menjadi pelajaran dalam mengarungi lautan samsara...
Semoga pelita pengetahuan sejati selalu menerangi langkah Ibu Bapak saya, saya, dan sahabat semua.
Semoga semua makhluk berbahagia...
Damai... damai... damai...

TerimaKasih... Namaste

Minggu, 05 April 2015

Menjadi Gila

Melihat foto orang-orang gila di Rumah Sakit Jiwa membuat saya merinding. Alhamdulillah, saya tidak masuk ke sana...

Alhamdulillah. Terimakasih sebesar-besarnya untuk Bapak Anand Krishna untuk buku-buku tentang spiritual, buku-buku tentang kehidupan. Terimakasih atas bimbingan meditasi dan yoga dari beliau. TerimaKasih atas padepokan Anand Ashram yang didirikan oleh Bapak Anand Krishna. TerimaKasih... terimakasih...

Banyak keinginan saya yang tidak terpenuhi. Ada doa dan harapan yang saya lantunkan setiap hari bertahun-tahun namun sepertinya "tidak dikabulkan".

Saya bingung. Saya penuh kemarahan. Saya penuh kekecewaan. Saya penuh kepahitan.

Ternyata Tuhan menyapa saya lewat buku-buku, lewat Guru. Alhamdulillah. TerimaKasih...

Kita kecewa, kita penuh kemarahan dan kebencian... Itu terjadi karena ignorance. Buku  "Bhagavad Gita" ini sangat indah dan sangat berharga karena memberi tahu kita ilmu tentang kehidupan.

Almarhum mertua saya pernah hampir gila ketika anaknya meninggal. Kerabat saya hampir gila ketika anaknya meninggal. Seorang istri Menteri bunuh diri ketika suaminya jatuh cinta pada wanita lain yang tidak secantik dirinya. Banyak orang menjadi gila atau bunuh diri karena kesakitan. Sakit badan maupun sakit psikis.

Kita bisa gila bila kita mengidentifikasikan diri dengan peran kita di dunia ini. Padahal kita hanyalah lakon. Kita hanya menjalani peran kita di dunia. Kita bisa berperan sebagai orang kaya, orang miskin, wanita cantik, wanita kurang menarik, bisa berkarir bagus, bisa jadi tukang ojek, bisa sebatang kara, bisa mempunyai keluarga besar dengan banyak anak.

Bila kita menjadi penonton, kita bisa tertawa loh melihat peran kita saat sengsara, misalnya saat suami kabur. Memahami kerja alam semesta yang ilusif ini membuat kita bahagia. Tegak dan bahagia dalam suka dan duka. Semoga. Amiin

TerimaKasih... Namaste 

Terobsesi untuk Dinikahi



Akhirnya baca juga blog Uni Ria Kalsum tentang hubungannya dengan Fikar, anak Deddy Mizwar. Gara-gara sering baca twit tentang Uni Ria ini akhirnya stalking tweet dia, baca blog dia dan stalking instagram dia. 

Tidak sedikit yang komen prihatin pada Uni Ria ini. Sudahlah, bila pria sudah tidak menginginkan kita untuk dijadikan istri, tidak perlu dikejar-kejar. Hanya gara-gara pernah dirayu dan diajak make love...

Memangnya kalo Uni Ria jadi married dengan Fikar, Uni akan bahagia ? Belum tentu. Yang pasti banyak masalah akan datang.

Tengoklah King Edward yang meletakkan jabatan sebagai King of England demi menikahi wanita pujaannya, Wallis Simpson. Dari foto-foto setelah mereka tua, tampak wajah- wajah yang dingin. Tidak ada wajah cemerlang dengan mata berbinar-binar penuh cinta. Padahal telah meletakkan tahta Kerajaan Inggris...

Pria seperti Fikar salah juga. Mengapa merayu wanita usia matang yang butuh kasih sayang. Tidur sembarangan juga suatu kesalahan besar.

Uni Ria mengapa butuh dinikahi ? Mengapa butuh dibelai ? Belailah diri sendiri. Self service. Bisa belai kucing, belai anjing, belai oma opa di panti, belai dan peluk abak yatim.

Believe in love, not believe in human 100 %.  Cintai diri sendiri. Mengapa harus mengharapkan cinta dari Fikar si brengsek itu ?

Banyak komen yang menyimpulkan Uni sudah gila. Jadi prihatin. Terlalu berharap, obsesi berlebihan membuat kita gelap mata. Kita jadi tidak tepat dalam bertindak. Kita merugikan diri kita. 

Itulah mengapa kita perlu meditasi, tafakur, yoga...
Semoga kita semua diberi kejernihan pikiran sehingga bisa berpikir dan bertindak tepat. Amiin.
TerimaKasih... Namaste 🙏